Taman Rekreasi Kota atau biasa disingkat dengan Tarekot ini,
terletak persis dibelakang Balai Kota Malang. Visi dari Tarekot sebagai lembaga
konservasi yang disahkan oleh Surat keputusan Menteri Kehutanan pada 2007 silam
ini cukup mengagumkan:
“Tarekot Malang adalah sebuah fasilitas ruang terbuka hijau yang berkualitas dan bernilai tambah tinggi bagi warga Kota Malang, dan mampu berfungsi sebagai sentra aktifitas partisipasi masyarakat dalam proses pembelajaran yang menyenangkan dalam usaha pelestarian lingkungan alam dan budaya. Melalui strategi yaitu menghadirkan tatanan kawasan dan program aktifitas yang mampu mengundang warga kota untuk hadir dan beraktifitas kreatif pada Tarekot Malang, menghadirkan fasilitas auditorium yang representatif dan mampu menjadi wahana interaksi masyarakat serta menyuguhkan beragam aktifitas yang menarik sekaligus mendidik dalam kerangka pelestarian lingkungan alam dan budaya.”
Menurut pengamatan saya visi tersebut kini hanyalah jadi
visi di atas kertas, sebab apa yang saya lihat di lapangan jauh dari visi
tersebut bahkan mengecewakan. Yang saya lihat di lapangan adalah pagar-pagar
yang rusak, tempat yang kumuh, hewan-hewan dalam kurungan yang terkesan hanya
diberi makan minum tanpa ada perawatan, dan juga kolam renang yang
terbengkalai.
Sebenarnya visi “Taman Rekreasi Kota” adalah sebuah visi
yang bagus, karena seharusnya tempat seperti ini bisa menjadi wahana rekreasi
bagi penduduk Kota Malang dan sekitarnya untuk melepaskan diri dari kepenatan
rutinitas kerja sehari-hari, sekaligus sebagai tempat bersantai bersama
keluarga.
Memang untuk masuk ke tempat ini tidak dipungut biaya alias
gratis, tapi bukan berarti karena gratisan maka perawatannyapun asal-asalan. Andai
kendalanya adalah masalah dana, harusnya hal tersebut sudah dibahas jauh
sebelum Tarekot dibangun dengan biaya ratusan juta. Perencanaan yang matang,
dan visi kedepannya harusnya sudah dipikirkan, termasuk alokasi dana untuk biaya
perawatan. Moga gembar-gembor rencana renovasi Tarekot bisa diwujudkan, karena
kalau tidak, lebih baik Tarekot ditutup sekalian sebagai tempat konservasi.
--Jatz, Agustus 2012--
0 comments:
Post a Comment